Museum Biologi menjadi salah satu partisipan pada Pameran Bersama bertajuk “Keberagaman Koleksi Museum Nusantara” di Monumen Pers Nasional. Pameran ini resmi dibuka pada Senin, 22 Juli 2024 dan berlangsung selama 5 hari, 22 -26 Juli 2024 pada pukul 08.00 – 16.00 WIB. Adapun museum peserta pameran bersama ini adalah Museum BPK, Museum Biologi Fakultas Biologi UGM, Museum Bank Mandiri, Museum Deli Serdang, Museum Neka Art Bali, Museum Penerangan, Museum Radya Pustaka, Museum Rumah Budaya Kratonan, Museum Kretek Kudus, Museum dan Cagar Budaya, Museum Ranggawarsita, Museum Sandi, Museum Akademi Kepolisian, Museum Geologi, Museum Bank Indonesia, dan tuan rumah Museum Pers Nasional.
Berita
Tanggal 3-4 Juni 2024 Museum Biologi menerima kunjungan dari Sekolah Tahffidz Anak Usia Dini (TAUD) Abdurrahman bin Auf Bantul Yogyakarta. Kunjungan ini terdiri dari anak KB dan TK A sejumlah 144 anak. Kegiatan ini bertujuan agar siswa menambah wawasan seputar flora dan fauna. Anak-anak tour keliling museum dan melakukan pengamatan mikroskopis dengan didampingi pengelola museum. Semoga kegiatan trip education ini memberikan pengalaman baru bagi anak-anak usia dini.
WKM merupakan kependekan dari Wajib Kunjung Museum. WKM adalah salah satu program Dinas Kebudayaan DIY yang dilaksanakan oleh Bidang Permuseuman sejak tahun 2013 sd. sekarang. WKM dicetuskan oleh pemerintah DIY untuk menjadikan museum sebagai salah satu pusat pembelajaran, penelitian dan rekreasi bagi pelajar di DIY. Program WKM ini telah memfasilitasi sekolah-sekolah agar melaksanakan salah satu kegiatan di luar sekolah dalam bentuk kunjung museum sekaligus berperan dalam mengembangkan wawasan, terutama di kalangan pelajar. Museum Biologi sebagai salah satu museum khusus bidang ilmu pengetahuan alam ramai dikunjungi rombongan WKM dari sekolah-sekolah di Yogyakarta. Bulan Februari ini kunjungan rombongan dari WKM sebanyak 3 (tiga) rombongan, yakni MI Muhammadiah Sodo Paliyan Gunungkidul, SDN Wonolelo Plered, dan SDN Krawitan.
Awal tahun 2024 Museum Biologi Fakultas Biologi UGM mulai ramai menerima kunjungan rombongan dari kalangan pelajar, baik sekolah dari Yogyakarta maupun dari luar DIY. Di antaranya SMPN I Salatiga, SMAN I Banjar Margo Tulang Bawang Bandar Lampung, MI Cimerak Kota Tasikmalaya, SMAN I Panumbangan, dan TK Ceria Demangfan Baru. Energi positif ini diharapkan sampai dengan sepanjang tahun ini. Pengunjung ingin berwisata sambil belajar ilmu biologi. Selain mendapatkan pelayanan pemanduan oleh petugas museum, para pengunjung tersebut juga dapat melakukan pengamatan mikroskopis preparat jaringan tumbuhan. Kini museum dapat dijadikan tujuan wisata pendidikan ilmu pengetahuan alam bagi generasi muda, tidak hanya untuk mengenal lebih jauh keanekaragaman hayati Indonesia, tetapi sekaligus untuk membangun kesadaran pentingnya menjaga keseimbangan alam dan lingkungan serta aktif dalam upaya konservasi hayati. Hal ini dirasa penting karena jika tidak dibangun maka generasi muda tidak akan dapat mengenal dan menjaga kekayaan hayati bangsanya sendiri dengan baik.
Selasa, 14 November 2023 Forum Komunikasi Museum Kota (FKMK) Yogyakarta atas fasilitasi Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta menyelenggarakan FGD Permuseuman denga tema “Strategi Pengembangan Program Publik di Museum” bertempat di Alana Hotel. FGD ini dihadiri oleh museum-museum yang ada di Kota Yogyakarta sejumlah 19 museum. Staf Museum Biologi, FX Sugiyo Pranoto dan Ida Suryani ikut pada FGD tersebut. FGD ini menghadirkan 2 orang narasumber, yaitu Lukman Yoga Suryawan. S.Si. (Analis Rencana Program dan Kegiatan Taman Pontar) dan Dra. RR. DS Nugrahani, M.A. (Kepala Museum UGM).
Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta menyelenggarakan FGD Pemutakhiran Daya Tarik Wisata pada Jumat, 17 November 2023 di Royal Darmo Hotel. Kegiatan ini diikuti oleh berbagai DTW (Destinasi Tujuan Wisata) yang ada di Kota Yogyakarta yang terbagi dalam 6 kluster, antara lain wisata sejarah, wisata budaya, wisata religi, wisata belanja, wisata pendidikan, dan kampung wisata. Museum Biologi masuk dalam kluster wisata pendidikan. Staf Museum Biologi, Ida Suryani ikut dalam FGD tersebut. Tim kajian layanan prima daya tarik wisata Kota Yogyakarta memaparkan hasil kajian sebagai bahan evaluasi untuk mengukur tingkat kepuasan wisatawan, kualitas sarana prsarana, dan juga SOP (standard operational procedure). Hasil kajian Museum Biologi memperoleh kategori B dengan peningkatan nilai skoring dari 52 menjadi 56 dan masuk dalam 10 besar urutan daya tarik wisata berstandar layanan prima di Kota Yogyakarta
Museum Biologi terletak di Jalan Sultan Agung No. 22 Yogyakarta pada awalnya merupakan rumah opsir Belanda. Bangunan ini didirikan pada tahun 1890 dan dialihfungsikan sebagai museum pada tanggal 20 September 1969. Bangunan ini sampai sekarang masih digunakan sebagai museum yang mengoleksi berbagai jenis spesimen hayati yang pengelolaannya berada di bawah Fakultas Biologi UGM Yogyakarta.
Tim TACB, Sektiadi, S.S. M.Hum. mengungkapkan bahwa bangunan ini memiliki khas gaya indis atau kolonial yang berdenah persegi panjang, memiliki teras di depan dan belakang. Pada kedua teras ini terdapat tiang bulat dengan ornamen dan pagar besi berornamen (balustrade). Atap bangunan berbentuk perisai (limas) membujur utara-selatan sesuai dengan panjang bangunan dengan atap menggunakan genteng. Dinding sebagaimana bangunan kolonial lainya berupa tembok berplaster dengan profil (moulding) pada bagian atas. Pintu dan jendela berbentuk persegi dengan kusen kayu dan memiliki bovenlicht pada bagian atas membentuk kisi berbentuk panah. Penilaian ini didampingi oleh Mulyanto, ST, MM, Wakil Kepala Museum Biologi dan staf Museum Biologi.
Senin, 17 Juli 2023, dilaksanakan FGD (Focus Group Discussion) FKMK (Forum Komunikasi Museum Kota) dengan tema:”Inovasi dan Kerjasama Dalam Pengembangan Museum” di Hotel Grand Kangen Yogyakarta. Kegiatan ini difasilitasi sepenuhnya oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta. Dalam kesempatan tersebut acara dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Yetty Martanti, S.Sos.,M.M.
Pada kesempatan tersebut sebagai pembicara kunci ada 2, yaitu Joko Kuntoro (ASITA) dengan materi daya tarik wisata museum dan Ahmad Riyadi (Times Indonesia Regional) dengan materi museum di antara teknologi informasi. Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab. Kegiatan FGD tersebut diikuti oleh Kepala-Kepala Museum anggota FKMK yang berjumlah 19 dan pengurus inti FKMK (Forum Komunikasi Museum Kota). Kepala Museum Biologi UGM, Mulyanto, S.T.,M.M, turut hadir pada acara tersebut. Dengan dilaksanakan FGD ini diharapkan museum-museum di kota Yogyakarta dapat menyampaikan inspirasi, ide, gagasan dan permasalahan yang dihadapi museum untuk didiskusikan sehingga akan memperoleh solusi. Hal ini akan dijadikan pedoman bagi Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta sebagai instansi Pembina bagi museum-museum di Kota Yogyakarta untuk menentukan kebijakan dalam upaya pengembangan museum dimasa yang akan datang.
Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta menyelenggarakan studi komparasi ke Provinsi Bali pada tanggal 22 – 25 Juni 2023. Kegiatan ini diikuti oleh lima orang pengurus Forum Komunikasi Museum Kota (FKMK), salah satu pengurus FKMK, Ida Suryani, S.S. (staf Museum Biologi). Kegiatan studi komparasi dibersamai oleh Pembina FKMK, Ki Rahmat Bambang Widodo, S.Pd. M.Pd. dan Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta (DKKY) sejumlah tiga orang. Studi komparasi bertujuan untuk menggali informasi permuseuman yang ada di Provinsi Bali, khususnya di Kota Denpasar dan Ubud.
Senin, 15 Mei 2023 Museum Biologi UGM kedatangan Micke dan Kiki sepasang turis mancanegara asal Italia. Kunjungan ke museum ini merupakan salah satu rencana mereka ketika berlibur di Kota Yogyakarta karena menurut mereka Kota Yogyakarta adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi sebagai wisata edukasi. Museum dengan 3.752 koleksi yang terdiri dari koleksi herbarium kering dan basah, kerangka, fosil dan taksidermi hewan menjadi daya tarik bagi mereka untuk mengenal flora dan fauna Indonesia.
Menurut Micke dalam wawancaranya bersama Adi Guzali Duta Museum DIY untuk Museum Biologi menceritakan bahwa kunjungannya ke Museum Biologi sangat mengesankan dan menakjubkan. Micke sangat menyarankan Museum Biologi UGM dapat menjadi daftar kunjungan ketika berlibur di Yogyakarta untuk melihat hewan-hewan endemi khas Indonesia. Selain itu, Kiki juga menambahkan bahwa dirinya merasa senang sekali bisa datang ke Museum Biologi karena dapat melihat dan belajar terkait hewan dan tumbuhan tropis.