• UGM
  • Fakultas Biologi
  • Barahmus DIY
  • Dinas Kebudyaan DIY
  • Bahasa Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Museum Biologi
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah Singkat
    • Profil
    • Visi dan Misi
    • Struktur Organisasi
  • Koleksi
    • Koleksi Biologika
      • Hewan
      • Tumbuhan
    • Koleksi Historika
    • Koleksi Etnografi
    • Koleksi Arkeologika
  • Publikasi
  • Prosedur
  • Hewan
  • Beranda
  • Pos oleh
  • page. 3
Pos oleh :

ida_suryani

Mengenal Hiu, Si Kepala Martil

Publikasi Senin, 25 September 2023

Hiu memiliki banyak spesies. Salah satu yang paling mudah dikenali adalah hiu martil (Sphyrna spp.). Hal ini dikarenakan bentuk kepalanya yang khas, yaitu pipih dan berbentuk martil. Hiu martil memiliki panjang 2 – 6 meter dengan kepala bagian depannya sangat rata dan melebar sehingga berbentuk seperti martil serta dilengkapi 2 sirip punggung dengan sirip ekor sangat tidak simetris, namun cuping bawahnya memisah.

Hiu martil tergolong dalam predator agresif pemakan ikan, cumi-cumi dan udang. Ikan hiu martil hidup di kawasan perairan hangat sepanjang garis pantai dan paparan benua. Ikan hiu martil juga memiliki peran penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut sebagai predator puncak. Bentuk kepala ikan hiu martil yang menyerupai martil memudahkannya untuk berbelok. Ikan hiu martil juga memiliki pori sensor electrolocation yang disebut ampullae of lorenzin. Dengan menyebarkan reseptor di berbagai area, hiu martil dapat mencari mangsa dengan lebih efektif. Hiu juga mampu mendeteksi sinyal listrik setengah miliar volt. Kepala yang berbentuk seperti martil juga memberikan keuntungan berupa area penciuman yang lebih luas, meningkatkan potensi menemukan partikel di air sedikitnya 10 kali dibandingkan dengan hiu ‘klasik’ lainnya.

Hiu martil sendiri memiliki 9 (sembilan) spesies yang tersebar di seluruh dunia, 3 (tiga) spesies di antaranya tercatat Apendiks II CITES sebagai hewan langka. Pertama, hiu martil jenis Sphyrna lewini, yang merupakan jenis yang paling umum ditemukan di Indonesia, dikenali dengan bentuk ujung kepala yang sedikit melengkung dengan adanya lekukan di bagian tengahnya dan sisi samping di belakang mata berbentuk cekung. Kedua, hiu martil besar (S. mokarran) memiliki ujung kepala yang relatif rata dengan sedikit lekukan di tengahnya dan bagian sisi samping di belakang mata terlihat relatif lurus. Ketiga, hiu martil halus (S. zygaena) memiliki bentuk ujung kepala yang melengkung tanpa ada lekukan di bagian tengahnya, sedangkan bagian sisi samping di belakang mata terlihat melengkung ke belakang.

Slide 1
Slide 2

Program Bina Lingkungan Wujudkan Kepedulian Pengelola Museum Biologi Dalam Rangka DIES Natalis ke 54

Kegiatan Rabu, 20 September 2023

Museum Biologi Fakultas Biologi UGM genap berusia 54 tahun tanggal 20 September 2023. Dalam rangka rangkaian acara DIES NATALIS ke 54 ini salah satu kegiatanya adalah dengan Program Bina Lingkungan, yaitu berupa pemberian bingkisan ke masyarakat di lingkungan sekitar Museum Biologi UGM, kegiatan ini dilaksanakan pada  tanggal 18 September 2023, Kegiatan ini dibagikan sejumlah 27 bingkisan, seperti tukang parkir dan PKL. Kegiatan sosial tersebut merupakan salah satu program bina lingkungan sebagai bentuk kepedulian dengan lingkungan dan bertujuan untuk menjalin hubungan yang baik antara pengelola museum dengan masyarakat sekitar. Melalui kegiatan bina lingkungan, diharapkan semakin banyak orang yang mempunyai rasa handarbeni untuk museum dan ikut serta menjaga kebersihan serta keamanan museum sebagai tempat wisata edukasi.

Slide 2
Slide 1

Tiga Perbedaan Fisik Spesies Orang Utan

Uncategorized Selasa, 29 Agustus 2023

Orang utan banyak dikenal sebagai primata yang berasal dari Pulau Kalimantan. Padahal di Indonesia sendiri terdapat 3 spesies, yaitu: Kalimantan) (Pongo pygmaeus), Sumatera (Pongo Abelii) dan Tapanuli (Pongo tapanuliensis). Meskipun tergolong dalam satwa yang dilindungi oleh hukum nasional, berdasarkan UU nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya tidak cukup mampu menjaga jumlah populasi orang utan. Kini, ketiga spesies tersebut berstatus ‘sangat terancam punah, oleh International Union for Conservation Nature (IUCN) dalam Red Data List tahun 2016. Meskipun statusnya sama, dikutip dari WWF Indonesia status kepunahan spesies Sumatera yang paling terancam punah di antara dua spesies yang ada di Indonesia.

Perlu Sahabat Museum ketahui perbedaan fisik serta karakteristik khusus antara tiga spesies orang utan yang ada di Indonesia. Pertama, Orang utan Sumatera (Pongo abelii). Memiliki ciri fisik kantung pipi yang lebih panjang pada orang utan jantan. Rentang tubuhnya bisa mencapai 1,25 meter sampai 1,5 meter dengan berat berkisar dari 30-50 kg diselimuti bulu berwarna coklat kemerahan. antan dewasa umumnya penyendiri sementara para betina sering dijumpai bersama anaknya di hutan. Rata-rata setiap kelompok terdiri dari 1-2 orang utan dan kedua jenis kelamin mempunyai daya jelajah sekitar 2-10 kilometer yang banyak bertumpang tindih tergantung pada ketersediaan buah di hutan. Setelah disapih pada umur 3,5 tahun, anak orang utan akan berangsur-angsur independen dari induknya setelah kelahiran anak yang lebih kecil. Orang utan Sumatera betina mulai berproduksi pada usia 10-11 tahun, dengan rata-rata usia reproduksi sekitar 15 tahun.

Kedua, Orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus). Memiliki ciri fisik rambut panjang dan kusut dengan warna merah gelap kecoklatan, dengan gradasi warna pada wajah dimulai dari merah muda,merah hingga hitam. Berat badan kisaran 50 kg-90 kg dengan tinggi badan 1,25 meter sampai 1,5 meter demikian merupakan mamalia arboreal terbesar.dilengkapi lengan yang panjang serta jakun yang besar menjadi ciri khas spesies ini untuk mengeluarkan suara yang besar untuk memanggil rombongan orang utan.

Ketiga, Orang utan Tapanuli (Pongo tapanuliensis).  Secara genetik spesies ini berbeda dari spesies orang utan lainnya. Orang utan tapanuli memiliki bantalan pipi mirip orang utan borneo namun bentuk badannya lebih menyerupai orang utan sumatera. Bulunya juga lebih tebal dan keriting dengan kumis dan jenggot yang menonjol. Bantalan pipinya cenderung datar dan ditumbuhi rambut halus berwarna pirang. Dengan tinggi jantan mencapai 137 centimeter dengan berat 70-90 kilo gram sedangkan betina memiliki tinggi 110 centimeter dengan berat 40-50 kilogram.

Makanan orang utan sekitar 60% adalah buah-buahan yang terdiri dari nangka, leci, manga durian dan lain-lainnya. Selain itu, orang utan juga mengkonsumsi pucuk daun, serangga, kulit pohon, telur hingga vertebrata kecil. Fakta unik lainnya adalah orang utan tidak hanya mengkonsumsi air dari buah-buahan tetapi juga lubang pohon bahkan diketahui Orang utan Sumatera mengambil buah-buahan di pohon menggunakan ranting kering. Hal tersebut menunjukkan tingkat intelegensi yang dimiliki Orang utan Sumatera.

 

Dalam rangka memperingati Hari Orang Utan sedunia pada tanggal 19 Agustus kali ini. Marilah bersama-sama kita lebih terbuka terhadap seluruh makhluk hidupn yang ada di sekitar kita. Ambil langkah untuk melindungi dengan tidak terlibat dalam aksi perburuan liar, penebangan pohon, dan tindakan yang membahayakan tempat tinggal orang utan.

 

Oleh: Adi Guzali (Duta Museum untuk Museum Biologi UGM)

Slide 1
Slide 2
Slide 3

Kerja Praktik di Museum, Mahasiswa Biologi Kurasi Koleksi Simplisia dan Biji Tanaman

Kegiatan Jumat, 11 Agustus 2023

Layanan museum tidak hanya tamu kunjungan wisata museum saja, tetapi juga tamu kedinasan, fasilitasi komunitas yang berkegiatan, pelajar/mahasiswa yang melakukan magang, penelitian ataupun kerja praktik. Museum Biologi terus meningkatkan kualitas layanan, di antaranya layanan kegiatan magang/penelitian/kerja praktik terbuka bagi pelajar SMK/SMA sederajat dan mahasiswa universitas. Untuk optimalisasi waktu dan sesuai sasaran maksud dan tujuan kegiatan, museum menyediakan borang kegiatan dengan pilihan bidang zoologi dan botani, di mana masing-masing bidang maksimal 2 (dua) orang setiap periode kegiatan.

Pada tanggal 10 – 31 Juli 2023 dua orang mahasiswa Prodi Biologi Fakultas Biologi UGM, Laksita Chesarina dan Laura Wirakana Rokhmat telah menuntaskan rangkaian kerja praktik di Museum Biologi selama 3 minggu. Mahasiswa tersebut kerja praktik pada bidang botani dengan judul kerja praktik “Kurasi Koleksi Biji dan Simplisia Tanaman di Museum Biologi”. Dengan adanya mahasiswa kerja praktik di Museum Biologi, diharapkan adanya take and give, yaitu saling memberi dan menerima ilmu pengetahuan dari kedua belah pihak sehingga dapat memberikan manfaat lebih.

Slide 1
Slide 2
Slide 3

Museum Biologi Selenggarakan Pameran Tema “Bunga Uborampe”

Kegiatan Kamis, 10 Agustus 2023

Indonesia dikenal dengan keragaman budayanya. Salah satu satunya, budaya Suku Jawa dengan upacara-upacara adat yang berkaitan dengan siklus kehidupan manusia, seperti mitoni, pernikahan, kematian, dan sebagainya. Dalam upacara adat tersebut menggunakan bunga atau kembang sebagai salah satu perlengkapan upacara. Setiap bunga memiliki hubungan simbolis dan mengandung nilai-nilai filosofi tinggi yang penting untuk dilestarikan sebagai bentuk warisan budaya Jawa yang bersifat intangible. Jenis bunga yang biasanya digunakan sebagai uborampe dalam upacara Jawa di antaranya mawar, melati, kantil, kenanga, dan sedap malam.

Museum Biologi menyelenggarakan pameran tema di ruang pamer 2 pada bulan Juli-September 2023 dengan tema “Bunga Uborampe Upacara Jawa”, tentu bukan tanpa alasan. Pameran ini bertujuan mengedukasi masyarakat luas tentang bunga uborampe yang masih sering adanya miss persepsi padahal setiap bunga memiliki nilai-nilai filosofi kehidupan. Selain itu, untuk memperkenalkan potensi budaya yang harus terus dilestarikan kepada generasi muda. Dalam pameran tersebut disajikan koleksi herbarium (awetan kering tumbuhan) tanaman bunga yang dipergunakan dalam upacara di Jawa.

Slide 3
Slide 2
Slide 1
Slide 4
Slide 5

Belajar Bersama, Komunitas Homeschooling Rumah Ilmu ke Museum Biologi

Kegiatan Kamis, 20 Juli 2023

Kamis, 20 Juli 2023 Museum Biologi menerima rombongan dari Komunitas Homeschooling Rumah Ilmu. Komunitas Homeschooling merupakan kumpulan keluarga-keluarga praktisi homeschooling yang melakukan kegiatan bersama dan berbagi sumber daya. Komunitas ini memfasilitasi kebutuhan untuk saling berbagi ilmu, informasi atau diskusi tentang segala hal yang berhubungan dengan pendidikan rumah. Komunitas ini dikoordinasi oleh Mba Nungki, volunteer sekaligus alumni siswa homeschooling. Kunjungan ini merupakan kegiatan outdoor edukatif dan melibatkan partisipasi aktif orangtua serta bisa menjadi titik awal ide dan motivasi bagi orangtua dalam membersamai pendidikan dari rumah. Kunjungan sejumlah 20 orang tersebut dipandu oleh staf museum, Bapak Murdiyanto. Dengan demikian, tepat kiranya museum menjadi media pembelajaran yang akan memberikan pengalaman belajar tersendiri bagi pengunjung museum.

Slide 1
Slide 2
Slide 3

Kepala Museum Biologi Hadiri FGD FKMK “Inovasi dan Kerjasama Dalam Pengembangan Museum”

Berita Selasa, 18 Juli 2023

Senin, 17 Juli 2023, dilaksanakan FGD (Focus Group Discussion) FKMK (Forum Komunikasi Museum Kota) dengan tema:”Inovasi dan Kerjasama Dalam Pengembangan Museum” di Hotel Grand Kangen Yogyakarta. Kegiatan ini difasilitasi sepenuhnya oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta. Dalam kesempatan tersebut acara dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta, Yetty Martanti, S.Sos.,M.M.

Pada kesempatan tersebut sebagai pembicara kunci ada 2, yaitu Joko Kuntoro (ASITA) dengan materi daya tarik wisata museum dan Ahmad Riyadi (Times Indonesia Regional) dengan materi museum di antara teknologi informasi. Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab. Kegiatan FGD tersebut diikuti oleh Kepala-Kepala Museum anggota FKMK yang berjumlah 19 dan pengurus inti FKMK (Forum Komunikasi Museum Kota). Kepala Museum Biologi UGM, Mulyanto, S.T.,M.M, turut hadir pada acara tersebut. Dengan dilaksanakan FGD ini diharapkan museum-museum di kota Yogyakarta dapat menyampaikan inspirasi, ide, gagasan dan permasalahan yang dihadapi museum untuk didiskusikan sehingga akan memperoleh solusi. Hal ini akan dijadikan pedoman bagi Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta sebagai instansi Pembina bagi museum-museum di Kota Yogyakarta untuk menentukan kebijakan dalam upaya pengembangan museum dimasa yang akan datang.

 

 

Slide 1
Slide 2
Slide 3

Staf Museum Biologi Bersama Dengan Pengurus Forum Komunikasi Museum Kota Studi Komparasi ke Provinsi Bali

Berita Senin, 10 Juli 2023

Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta menyelenggarakan studi komparasi ke Provinsi Bali pada tanggal 22 – 25 Juni 2023. Kegiatan ini diikuti oleh lima orang pengurus Forum Komunikasi Museum Kota (FKMK), salah satu pengurus FKMK, Ida Suryani, S.S. (staf Museum Biologi). Kegiatan studi komparasi dibersamai oleh Pembina FKMK, Ki Rahmat Bambang Widodo, S.Pd. M.Pd. dan Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta (DKKY) sejumlah tiga orang. Studi komparasi bertujuan untuk menggali informasi permuseuman yang ada di Provinsi Bali, khususnya di Kota Denpasar dan Ubud.

Kamis, 22 Juni 2023 peserta berangkat ke Denpasar Bali, kegiatan pertama adalah meninjau persiapan pembukaan Pameran Lawatan Nusaraya bertajuk “Ratna Palupi” di Sudamala Villa Suites and Resort Sanur, tepatnya di ruang Sudakara Art space. Pameran ini merupakan salah satu program kerjasama antara dua kota, yaitu Kota Yogyakarta (Dinas Kebudayaan (Kundha kabudayan) Kota Yogyakarta) dan Kota Denpasar (Dinas Pariwisata kota Denpasar). Tema Ratna Palupi memamerkan koleksi dari Museum Kraton Yogyakarta dan Museum Sonobudoyo serta didukung oleh media promosi dan publikasi dari museum anggota Forum Komunikasi Museum Kota Yogyakarta (FKMK), seperti brosur, leaflet, souvenir, stiker dan buku-buku.

Jum’at, 23 Juni 2023 peserta melakukan studi komparasi ke Museum Negeri Bali. Bapak Paino (Kepala Bagian Edukasi dan Preparasi) dan Bapak Nyoman (Kepala Bagian Tata Usaha) menerima peserta dan sharing tentang Museum Negeri Bali. Kegiatan selanjutnya adalah mengunjungi pembukaan Pameran Lawatan Nusaraya dan mengikuti talkshow bertema Ratna Palupi (Perempuan dan Pertalian Budaya) dengan narasumber Bapak Raka Purwantara, Ibu Yetty Martanti, Ibu Anak Agung Ayu Dalinda, Ibu Atuti Kusumo, dan Bapak Marlo Bandem.

Sabtu, 24 Juni 2023 peserta melanjutkan studi komparasi ke Museum Rudana&Rudana Fine Art Gallery. Ibu Rudana (Kepala Museum) dan Bapak Muhamad Badrowi (Kurator Museum) menerima peserta dan sharing tentang Museum Rudana. Kegiatan terakhir adalah mengunjungi situs warisan budaya, yaitu Pura Gunung Kawi.

Slide 1
Slide 2
Slide 3

Koleksi Museum Biologi Jadi Daya Tarik Wisatawan Mancanegara

Berita Senin, 19 Juni 2023

Senin, 15 Mei 2023 Museum Biologi UGM kedatangan Micke dan Kiki sepasang turis mancanegara asal Italia. Kunjungan ke museum ini merupakan salah satu rencana mereka ketika berlibur di Kota Yogyakarta karena menurut mereka Kota Yogyakarta adalah tempat yang tepat untuk dikunjungi sebagai wisata edukasi. Museum dengan 3.752 koleksi yang terdiri dari koleksi herbarium kering dan basah, kerangka, fosil dan taksidermi hewan menjadi daya tarik bagi mereka untuk mengenal flora dan fauna Indonesia.

Menurut Micke dalam wawancaranya bersama Adi Guzali Duta Museum DIY untuk Museum Biologi menceritakan bahwa kunjungannya ke Museum Biologi sangat mengesankan dan menakjubkan. Micke sangat menyarankan Museum Biologi UGM dapat menjadi daftar kunjungan ketika berlibur di Yogyakarta untuk melihat hewan-hewan endemi khas Indonesia. Selain itu, Kiki juga menambahkan bahwa dirinya merasa senang sekali bisa datang ke Museum Biologi karena dapat melihat dan belajar terkait hewan dan tumbuhan tropis.

Rasa ingin tahu yang tinggi menciptakan suasana kunjungan menjadi riang dan menarik untuk diikuti. Museum Biologi UGM sampai dengan saat ini masih terus meningkatkan layanan pengunjung agar semakin menarik antusias pengunjung lokal hingga mancanegara. Dengan demikian, capaian Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat tercapai, khususnya dalam bidang pengabdian masyarakat.

Slide 1
Slide 2

Mahasiswa Biologi UGM Praktikum Mammalogi di Museum Biologi

Berita Jumat, 19 Mei 2023

Mahasiswa S1 Jurusan Biologi Fakultas Biologi UGM program regular dan program IUP (International Undergraduate Program) sejumlah 12 orang melaksanakan kegiatan Praktikum Mammalogi secara offline di Museum Biologi pada tanggal 16 – 17 Mei 2023. Peserta kegiatan praktikum tersebut melakukan pengamatan hewan mamalia koleksi Museum Biologi, baik berupa taksidermi (awetan kulit), awetan tulang, maupun awetan hewan basah. Harapannya, praktikum di museum dapat mensupport mahasiswa dalam pendalaman materi dan merefresh kejenuhan perkuliahan yang rutin dan padat.

 

Slide 1

Slide 1

Slide 2

Slide 2

12345…8
Universitas Gadjah Mada

Museum Biologi
Universitas Gadjah Mada
Jl. Sultan Agung No 22 Wirogunan, Mergangsan, Yogyakarta

 (+62274) 376740

 

0821-3488-9187

 

 mus_bio@ugm.ac.id

© Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju