WKM merupakan kependekan dari Wajib Kunjung Museum. WKM adalah salah satu program Dinas Kebudayaan DIY yang dilaksanakan oleh Bidang Permuseuman sejak tahun 2013 sd. sekarang. WKM dicetuskan oleh pemerintah DIY untuk menjadikan museum sebagai salah satu pusat pembelajaran, penelitian dan rekreasi bagi pelajar di DIY. Program WKM ini telah memfasilitasi sekolah-sekolah agar melaksanakan salah satu kegiatan di luar sekolah dalam bentuk kunjung museum sekaligus berperan dalam mengembangkan wawasan, terutama di kalangan pelajar. Museum Biologi sebagai salah satu museum khusus bidang ilmu pengetahuan alam ramai dikunjungi rombongan WKM dari sekolah-sekolah di Yogyakarta. Bulan Februari ini kunjungan rombongan dari WKM sebanyak 3 (tiga) rombongan, yakni MI Muhammadiah Sodo Paliyan Gunungkidul, SDN Wonolelo Plered, dan SDN Krawitan.
Tahun 2024 SMA Tumbuh Yogyakarta menyelenggarakan Internship Program bertema “Embrace Your Passion” yang bertempat di berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta. Kegiatan ini merupakan program magang rutin tahunan SMA Tumbuh. Museum Biologi Fakultas Biologi UGM tahun ini kembali menjadi salah satu partner kerjasama dalam Internship Program tersebut. Periode magang berlangsung selama 5 hari, yakni pada tanggal 19 – 23 Februari 2024. Peserta magang berjumlah 5 orang siswa, yakni Naifa Putri N., Alifah N., Zaki Ahsan M., Reyken Reasky K., dan Cintantya Sih N. Kegiatan selama magang didampingi Ida Suryani, sebagai pendamping lapangan. Kegiatan magang meliputi pengenalan museum, membuat infografis herbarium tanaman anggrek dan tanaman buah, praktik membuat spesimen biologi berupa herbarium kering tanaman paku (Pterydophyta). Pada hari terakhir magang penarikan siswa magang kembali ke pihak sekolah. Saat penarikan siswa magang, Ibu Archristy Natalia, edukator SMA Tumbuh menyerahkan sertifikat. Kerjasama SMA Tumbuh dengan Museum Biologi dalam kegiatan Internship Program ini semoga memberikan kemanfaatan bersama dan pengalaman kerja di museum bagi siswa.
Awal tahun 2024 Museum Biologi Fakultas Biologi UGM mulai ramai menerima kunjungan rombongan dari kalangan pelajar, baik sekolah dari Yogyakarta maupun dari luar DIY. Di antaranya SMPN I Salatiga, SMAN I Banjar Margo Tulang Bawang Bandar Lampung, MI Cimerak Kota Tasikmalaya, SMAN I Panumbangan, dan TK Ceria Demangfan Baru. Energi positif ini diharapkan sampai dengan sepanjang tahun ini. Pengunjung ingin berwisata sambil belajar ilmu biologi. Selain mendapatkan pelayanan pemanduan oleh petugas museum, para pengunjung tersebut juga dapat melakukan pengamatan mikroskopis preparat jaringan tumbuhan. Kini museum dapat dijadikan tujuan wisata pendidikan ilmu pengetahuan alam bagi generasi muda, tidak hanya untuk mengenal lebih jauh keanekaragaman hayati Indonesia, tetapi sekaligus untuk membangun kesadaran pentingnya menjaga keseimbangan alam dan lingkungan serta aktif dalam upaya konservasi hayati. Hal ini dirasa penting karena jika tidak dibangun maka generasi muda tidak akan dapat mengenal dan menjaga kekayaan hayati bangsanya sendiri dengan baik.
Selasa, 12 Desember 2023 Museum Biologi menerima tamu, Bapak Agus Susanta, S.E. dari Divisi Landscape Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang. Kunjungan ini diterima oleh Bapak Soenarwan Hery, S.Si.,M.Kes. (Kepala Museum), Adi Guzali (Duta Museum), Ida Suryani, dan F.X. Soegiyo Pranoto. Kegiatan anjangsana ini bertujuan sebagai ajang sharing dan merintis kerjasama antarlembaga, khususnya dalam program kegiatan ekonomi kreatif, yakni pembuatan souvenir. Semoga kunjungan ini dapat menguatkan jalinan kerjasama antara Museum Biologi dengan Taman Wisata Candi Borobudur Magelang.
Unit Penunjang Akademik Sumber Daya Hayati Sulawesi (UPA SDHS), Herbarium dan Musium Zoologicum Celebense, Universitas Tadulako melakukan kunjungan ke Museum Biologi Fakultas Biologi UGM pada 7 – 8 Desember 2023 . Hal itu dilakukan, sehubungan dengan studi banding dalam rangka rencana pembuatan dan pendirian museum pendidikan sekaligus pelatihan singkat pembuatan spesimen herbarium basah. Tim dari Museum Celebense Universitas Tadulako, yaitu Dr. Ir. Fadly Y Tantu, M.Si. (Kepala UPA Sumberdaya Hayati Sulawesi) dan Hasan Ajalia, S.Pt. (Staf Kuartor Herbarium UPA Sumberdaya Hayati Sulawesi). Kunjungan ini didampingi oleh Kepala Museum Biologi, Soenarwan Hery, Poerwanto, S.Si.,M.Kes. dan 2 orang staf, yakni Ida Suryani, S.S. dan F.X. Sugiyo Pranoto, S.Si. Selama kunjungan dilakukan sharing knowledge, observasi layanan kunjungan dan fasilitas pendukung, serta pelatihan pembuatan herbarium basah. Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi ajang silaturahmi dan akan berlanjut untuk memberikan kebermanfaatan bersama.
Selasa, 14 November 2023 Forum Komunikasi Museum Kota (FKMK) Yogyakarta atas fasilitasi Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kota Yogyakarta menyelenggarakan FGD Permuseuman denga tema “Strategi Pengembangan Program Publik di Museum” bertempat di Alana Hotel. FGD ini dihadiri oleh museum-museum yang ada di Kota Yogyakarta sejumlah 19 museum. Staf Museum Biologi, FX Sugiyo Pranoto dan Ida Suryani ikut pada FGD tersebut. FGD ini menghadirkan 2 orang narasumber, yaitu Lukman Yoga Suryawan. S.Si. (Analis Rencana Program dan Kegiatan Taman Pontar) dan Dra. RR. DS Nugrahani, M.A. (Kepala Museum UGM).
Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta menyelenggarakan FGD Pemutakhiran Daya Tarik Wisata pada Jumat, 17 November 2023 di Royal Darmo Hotel. Kegiatan ini diikuti oleh berbagai DTW (Destinasi Tujuan Wisata) yang ada di Kota Yogyakarta yang terbagi dalam 6 kluster, antara lain wisata sejarah, wisata budaya, wisata religi, wisata belanja, wisata pendidikan, dan kampung wisata. Museum Biologi masuk dalam kluster wisata pendidikan. Staf Museum Biologi, Ida Suryani ikut dalam FGD tersebut. Tim kajian layanan prima daya tarik wisata Kota Yogyakarta memaparkan hasil kajian sebagai bahan evaluasi untuk mengukur tingkat kepuasan wisatawan, kualitas sarana prsarana, dan juga SOP (standard operational procedure). Hasil kajian Museum Biologi memperoleh kategori B dengan peningkatan nilai skoring dari 52 menjadi 56 dan masuk dalam 10 besar urutan daya tarik wisata berstandar layanan prima di Kota Yogyakarta
Museum Biologi terletak di Jalan Sultan Agung No. 22 Yogyakarta pada awalnya merupakan rumah opsir Belanda. Bangunan ini didirikan pada tahun 1890 dan dialihfungsikan sebagai museum pada tanggal 20 September 1969. Bangunan ini sampai sekarang masih digunakan sebagai museum yang mengoleksi berbagai jenis spesimen hayati yang pengelolaannya berada di bawah Fakultas Biologi UGM Yogyakarta.
Tim TACB, Sektiadi, S.S. M.Hum. mengungkapkan bahwa bangunan ini memiliki khas gaya indis atau kolonial yang berdenah persegi panjang, memiliki teras di depan dan belakang. Pada kedua teras ini terdapat tiang bulat dengan ornamen dan pagar besi berornamen (balustrade). Atap bangunan berbentuk perisai (limas) membujur utara-selatan sesuai dengan panjang bangunan dengan atap menggunakan genteng. Dinding sebagaimana bangunan kolonial lainya berupa tembok berplaster dengan profil (moulding) pada bagian atas. Pintu dan jendela berbentuk persegi dengan kusen kayu dan memiliki bovenlicht pada bagian atas membentuk kisi berbentuk panah. Penilaian ini didampingi oleh Mulyanto, ST, MM, Wakil Kepala Museum Biologi dan staf Museum Biologi.
Hiu memiliki banyak spesies. Salah satu yang paling mudah dikenali adalah hiu martil (Sphyrna spp.). Hal ini dikarenakan bentuk kepalanya yang khas, yaitu pipih dan berbentuk martil. Hiu martil memiliki panjang 2 – 6 meter dengan kepala bagian depannya sangat rata dan melebar sehingga berbentuk seperti martil serta dilengkapi 2 sirip punggung dengan sirip ekor sangat tidak simetris, namun cuping bawahnya memisah.
Hiu martil tergolong dalam predator agresif pemakan ikan, cumi-cumi dan udang. Ikan hiu martil hidup di kawasan perairan hangat sepanjang garis pantai dan paparan benua. Ikan hiu martil juga memiliki peran penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut sebagai predator puncak. Bentuk kepala ikan hiu martil yang menyerupai martil memudahkannya untuk berbelok. Ikan hiu martil juga memiliki pori sensor electrolocation yang disebut ampullae of lorenzin. Dengan menyebarkan reseptor di berbagai area, hiu martil dapat mencari mangsa dengan lebih efektif. Hiu juga mampu mendeteksi sinyal listrik setengah miliar volt. Kepala yang berbentuk seperti martil juga memberikan keuntungan berupa area penciuman yang lebih luas, meningkatkan potensi menemukan partikel di air sedikitnya 10 kali dibandingkan dengan hiu ‘klasik’ lainnya.
Program Bina Lingkungan Wujudkan Kepedulian Pengelola Museum Biologi Dalam Rangka DIES Natalis ke 54
Museum Biologi Fakultas Biologi UGM genap berusia 54 tahun tanggal 20 September 2023. Dalam rangka rangkaian acara DIES NATALIS ke 54 ini salah satu kegiatanya adalah dengan Program Bina Lingkungan, yaitu berupa pemberian bingkisan ke masyarakat di lingkungan sekitar Museum Biologi UGM, kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 September 2023, Kegiatan ini dibagikan sejumlah 27 bingkisan, seperti tukang parkir dan PKL. Kegiatan sosial tersebut merupakan salah satu program bina lingkungan sebagai bentuk kepedulian dengan lingkungan dan bertujuan untuk menjalin hubungan yang baik antara pengelola museum dengan masyarakat sekitar. Melalui kegiatan bina lingkungan, diharapkan semakin banyak orang yang mempunyai rasa handarbeni untuk museum dan ikut serta menjaga kebersihan serta keamanan museum sebagai tempat wisata edukasi.